Epikuros : Epikureanisme
EPIKUROS
Seorang filsuf dari Samos, bernama Epikuros (341 SM – 270 SM)
adalah salah seorang filsuf yang dikenal sebagai pendiri mazhab Epikureanisme
dalam perkembangan ilmu filsafat. Dalam perjalanan hidupnya, Epikuros tidak
berasal dari keluarga yang kaya atau aristokrat. Epikuros dapat dikatakan
miskin dan sering sakit-sakitan. Epikuros mulai tumbuh menjadi
seorang filsuf berpengaruh pada masanya dan dikenal sebagai seorang hedonis
tulen, dikarenakan tujuan filsafatnya adalah kebahagiaan. Namun, bukan berarti
segala jenis kenikmatan mesti dikejar. Epikuros tidak menyarankan untuk
mengejar kebahagiaan jangka pendek, melainkan menyarankan mengejar kebahagiaan
jangka panjang. Dimana mottonya dari etika oleh Epikuros yakni “kebahagiaan
dan kenikmatan merupakan kebaikan, sementara ketakutan dan kegelisahan adalah
kejahatan”.
EPIKUREANISME
Aliran Epikureanisme dikenal karena ajarannya tentang etika.
Epikureanisme berpendapat bahwa manusia harus mencari kebahagiaan sedapat
mungkin. Kesenangan adalah baik, asal selalu sekadarnya, “Kita harus
memiliki kesenangan, tetapi kesenangan tidak boleh memiliki kita.”. Manusia
selain harus bijaksana. Manusia juga harus puas dengan menikmati hal-hal kecil
& sederhana. Dengan cara ini, manusia akan dapat mencapai kebebasan
batin. Agar bisa hidup bahagia, manusia mesti mengamalkan kehendak
bebasnya untuk mencari kebahagiaan sedapat mungkin. Tetapi jika terlalu banyak
kebahagiaan justru juga dapat menggelisahkan batin manusia. Seorang yang
bijaksana tahu kapan harus membatasi diri dan kapan harus mencari kesenangan
rohani agar keadaan batin tetap tenang. Kebahagiaan yang menjadi keutamaan
ajaran moral dan etika Epikuros terdiri dalam nikmat. Menurutnya, hal yang baik
adalah yang menghasilkan nikmat, sedangkan hal yang buruk adalah yang menghasilkan
perasaan tidak nikmat. Epikuros juga sangat menganjurkan agar manusia selalu
bisa menguasai diri. Sebab orang yang bijaksana tidak akan memperbanyak
kebutuhan-kebutuhannya, melainkan sebaliknya, membatasi kebutuhan-kebutuhannya,
agar dapat menikmati kepuasan. Dengan perbuatan seperti inilah seseorang akan
dapat terhindar dari tindakan yang berlebihan demi mencari kehidupan yang lebih
baik dengan cara yang tidak baik. Menurut Epikuros, berbuat baik lebih
menyenangkan daripada menerima kebaikan, sebab kebahagiaan terbesar bagi
manusia adalah persahabatan.
Editor : Muhammad Rizal
Referensi :
berbagai sumber
No comments